Social Icons

Sabtu, 21 November 2015

Nasab, Kelahiran, dan Masa Pertumbuhan Abu Bakar Ash-Shiddiq


Nama dan nasab Abu Bakar yaitu Abu Bakar Abdullah ibn Abi Quhafah ibn Amir ibn Amr ibn Ka’ab ibn Sa’ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka’ab ibn Lu’ay ibn Ghalib, ibn Fihr Al-Quraisyi At-Tamimi.

Nama asli Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) adalah Utsman. Nama ibunya adalah Ummul Khair Salma binti Sakhr ibn Amir binti Ka’ab ibn Sa’ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka’ab. Nasabnya dari jalur ayah dan ibunya bertemu dengan Rasulullah pada Murrah ibn Ka’ab, yaitu kakek keenam Abu Bakar dan Rasulullah.

Abu Bakar dilahirkan dua tahun beberapa bulan setelah kelahiran Rasulullah. Ibnu Hajar mengatakan Abu Bakar dilahirkan dua tahun enam bulan setelah tahun Gajah.
Abu Bakar sudah menjadi sahabat Rasulullah sejak sebelum beliau diutus menjadi Rasul. Abu Bakar sering ke rumah Rasulullah dan berbincang-bincang di sana. Konon, dia diberi nama kun-yah Abu Bakar karea dia selalu bersegera melakukan hal-hal terpuji.
 
Abu Bakar tinggal di Mekkah. Ia keluar kota hanya untuk keperluan berdagang. Sejak remaja Abu Bakar bekerja sebagai pedagang pakaian. Usaha dagangnya sukses. Keberhasilanya dalam perdagangan mungkin saja disebabkan oleh pribadi dan wataknya. Abu Bakar berperawakan kurus, putih, dengan sepasang bahu yang kecil, dan muka lancip dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak menonjol dan urat-urat tangan yang tampak jelas –begitulah dilukiskan oleh putrinya, Aisyah.

Abu Bakar memiliki perangai yang lemah lembut dan sikapnya tenang, pandangannya jernih, serta pikirannya tajam. Kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang buruk tidak diikuti olehnya. Di masa jahiliyah, Abu Bakar adalah orang yang paling bisa menjaga kehormatannya. Ia tak pernah melakukan hal tak terpuji dan adat yang buruk. Abu Bakar mengharamkan dirinya dari khamr. Ia tak pernah meminumnya sedikitpun.

Abu Bakar tumbuh sebagai pemuda yang berakhlak mulia dan berkepribadian baik. Ia memiliki harta yang banyak, memiliki kharisma, memiliki kebaikan dan keutamaan di antara kaumnya. Ia dikenal sebagai orang yang mulia, baik, dan pemurah. Ia tergolong pembesar, pemuka, dan salah satu pemimpin Quraisy.

Ibnu Hisyam mengatakan dalam kitab Sirah-nya, “Abu Bakar adalah laki-laki yang akrab di kalangan masyarakatnya, disukai karena ia serba mudah. Ia dari keluarga Quraisy yang paling dekat dan paling banyak mengetahui seluk-beluk kabilah, yang baik dan yang buruk. Ia seorang pedagang dengan perangai yang sudah cukup terkenal. Karena suatu masalah, pemuka-pemuka masyarakatnya sering datang menemuinya, mungkin karena pengetahuannya, karena perdagangannya, atau mungkin juga karena cara bergaulnya yang enak.”

Kemuliaan Abu Bakar ini dipersaksikan oleh Ibnu Daghinah sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari. Saat permulaan Islam pada peristiwa hijrah ke Ethiopia, Abu Bakar berniat ikut berhijrah. Namun, ia dicegah oleh Ibnu Daghinah. Ibnu Daghinah tidak menginginkan Abu Bakar meninggalkan Mekkah.

Ibnu Daghinah mengatakan, “Orang sepertimu, wahai Abu Bakar, tidak boleh keluar dan tidak boleh dikeluarkan (dari Mekkah) karena engkau memberikan sesuatu pada orang yang tidak mereka dapatkan pada orang lain, menjalin hubungan (silaturahim), tak bisa dianggap remeh, menghormati orang yang lemah, dan memberi bantuan pada hal yang telah terjadi dan akan terjadi. Aku melindungimu, kembalilah dan sembahlah Tuhanmu di negerimu.”

***
Referensi:
Al-Quraibi, Ibrahim. Asy-Syifa fi Tarikh Al-Khulafa. Terjemahan: Farid Khairul Anam. 2009. Tarikh Khulafa’. Jakarta: Qisthi Press

Haekal, Muhammad Husain. Ash-Shiddiq Abu Bakar. Terjemahan: Ali Audah. 2014. Cetakan ke-13. Abu Bakar As-Sidiq: Sebuah Biografi. Jakarta: Pustaka Litera AntarNusa




Ridho, Muhammad. Muhammad. Terjemahan: Abu Farhan. 2010. Sirah Nabawiyah. Bandung: Penerbit Irsyad Baitus Salam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Blogger Templates